Arsitektur
dan matematika merupakan dua bidang ilmu yang saling berhubungan.
Setiap bangunan yang ada di muka bumi dibangun dengan proporsi yang
mewakili presisi matematika, entah itu disengaja atau tidak. Sebab
presisi hitungan dalam rancangan suatu struktur bangunan penting untuk
memastikan ketahanan bangunan tersebut.
Para
arsitek memanfaatkan perhitungan matematis untuk menciptakan bangunan
dengan seni arsitektur yang indah namun kokoh, misalnya saja
bangunan-bangunan dengan gaya dekonstruktif seperti Walt Disney Concert
Hall dan Dancing House rancangan arsitek terkenal Frank Gehry. Menurut
Wikipedia, dua gedung yang memiliki bentuk aneh tersebut menggunakan
prinsip geometri untuk mendapatkan bentuk bangunan yang unik dan kuat.
Tak
hanya bangunan yang dibangun pada zaman modern, situs-situs sejarah
yang didirikan berabad-abad hingga ribuan tahun lalu pun ternyata
dirancang dengan prinsip matematika yang rumit. Mulai dari Piramida
Agung Giza di Mesir hingga Chichen Itza yang dibangun oleh peradaban
bangsa Maya, semuanya dibuat dengan perhitungan matematika yang cukup
maju pada masanya.
Berikut ini kami sajikan 5 Bangunan Bersejarah Yang Dibuat Dengan Matematika Paling Rumit Di Dunia yang dikutip dan dirangkum dari Trip Base dan Wikipedia.
1.Piramida Agung Giza, Mesir
Situs peninggalan zaman Mesir kuno ini memang menyimpan berbagai fakta
menakjubkan. Selain termasuk piramida tertua di dunia, piramida ini
juga struktur tertinggi yang pernah dibuat manusia selama 3.800 tahun.
Pantas saja kalau situs tersebut menjadi bagian dari Tujuh Keajaiban Dunia.
Ternyata
bangunan berbentuk prisma segitiga raksasa ini juga menyimpan fakta
matematis yang cukup unik dibalik arsitekturnya. Jika diukur dalam
satuan panjang cubit (ukuran panjang pertama yang digunakan manusia),
garis keliling Piramida Agung Giza adalah 365,24, sama dengan jumlah
hari dalam setahun.
Selain
itu jika garis keliling piramida dibagi dua, maka Anda akan mendapatkan
angka 3,1416, sama dengan angka Pi. Tak hanya itu, ruangan untuk Firaun
yang berada di dalam piramida tampaknya juga dirancang menggunakan
dalil Phytagoras.
2.Parthenon, Yunani
Parthenon
adalah kuil yang didedikasikan untuk dewi kebijaksanaan Athena. Kuil
ini dibangun pada abad 5 SM di kota kuno Akropolis. Bangunan ini adalah
salah satu peninggalan bersejarah zaman Yunani kuno yang memiliki konsep
arsitektur menakjubkan pada masanya.
Elemen-elemen
arsitektur di Kuil Parthenon dibangun sesuai dengan konsep rasio emas.
Menurut Wikipedia, dua nilai dianggap berada dalam hubungan rasio emas
jika perbandingan antara jumlah kedua nilai itu (a+b) terhadap nilai
yang paling besar (a) sama dengan rasio antara nilai besar (a) terhadap
nilai kecil (b).
Perbandingan
seperti ini menghasilkan nilai akhir Fi (1,6180). Dalam seni
arsitektur, struktur yang dibuat dengan prinsip rasio emas memiliki
proporsi yang sangat ideal dari segi estetika. Karena itulah rasio emas
juga sering disebut divine proportion atau proporsi ilahiah.
Meskipun
tak diketahui pasti apakah bangsa Yunani kuno yang menciptakan prinsip
matematis rasio emas, tetapi para ahli matematika dan arsitektur modern
memang sering menemui rasio emas dalam bangunan-bangunan peninggalan
kebudayaan kuno itu.
Simbol
Fi sendiri diciptakan berdasar nama Phidias, pematung yang menjadi
arsitek utama Parthenon. Phidias menggunakan rasio emas dalam bentuk
proporsi persegi panjang emas untuk rancangan eksterior, lantai, dan
patung-patung yang menghiasi kuil. Patung Athena Parthenos dan patung
Zeus merupakan dua di antara karya seni rumit pahatan Phidias yang
dirancang dengan rasio emas.
3.Chichen Itza, Meksiko
Chichen
Itza merupakan situs sejarah yang dulunya merupakan pusat peradaban
Bangsa Maya. Bangsa Maya dikenal maju dalam ilmu pengetahuan. Bangsa ini
sudah mengenal ilmu astronomi dan matematika. Salah satu buktinya
penggunaan angka 0 dalam sistem perhitungan mereka.
Selain
itu jika diteliti lagi bangunan-bangunan yang didirikan oleh Bangsa
Maya menampilkan perpaduan sempurna antara konsep matematika dan
astronomi. Posisi El Castillo, situs pemujaan untuk dewa ular Kukulkan
yang berada di dalam Chichen Itza diposisikan sedemikian rupa hingga
sejajar dengan sistem astrologi.
Sebanyak
52 panel di setiap sisi piramida berundak Chichen Itza melambangkan
jumlah tahun dalam siklus Maya, tangganya terbagi menjadi 18 bulan,
sesuai dengan jumlah bulan dalam kalender Maya. Sementara itu 365 anak
tangga di El Castillo mewakili jumlah hari dalam kalender matahari Maya.
4.Katedral Sagrada Familia, Spanyol
Basilika
Sagrada Familia yang berdiri di Kota Barcelona, Spanyol adalah gereja
katedral yang penting bagi pemeluk Katolik. Menurut Wikipedia pada tahun
2010 Paus Benediktus XVI menyatakan gereja ini sebagai basilika minor,
bagian dari katedral yang menjadi pusat kedudukan uskup.
Gereja
megah ini dibangun oleh arsitek asal Catalania, Antoni Gaudi
(1852-1926). Gereja ini tak pernah rampung dibangun oleh Gaudi, tetapi
kemegahan arsitekturnya yang menakjubkan dan serba rumit menjadikan
gereja ini masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO.
Menurut
para ahli yang mengamati Sagrada Familia, bangunan gereja ini merupakan
perwujudan dari keajaiban matematika. Bangunan ini dibuat dengan
struktur hiperbolik paraboloid, struktur arsitektur yang menggunakan
prinsip geometri hiperbolik. Kubah dan jendela di gereja Segrada Familia
dibuat oleh Gaudi menggunakan prinsip ini.
5.Alhambra, Spanyol
Bangunan
yang dirancang dengan perhitungan matematis rumit berikut juga terletak
di Spanyol, yaitu Alhambra. Jika Sagrada Familia adalah situs penting
bagi umat Katolik, maka Alhambra adalah peninggalan bersejarah penting
yang menandai kejayaan Islam di daerah Andalusia pada masa lalu.
Alhambra
sejatinya merupakan kompleks istana dan benteng yang dibangun pada
tahun 889. Awalnya situs di Granada, Andalusia ini hendak dijadikan
benteng pertahanan. Tetapi pembangunannya terhenti dan benteng Alhambra
dibiarkan terbengkalai selama sekian tahun.
Baru
ketika Raja Muhammad bin Al-Ahmar menguasai daerah Granada pada
pertengahan abad 11, pembangunan Alhambra dilanjutkan. Kediaman sang
raja pun didirikan di dalam kompleks benteng tersebut. Keramik
yang menghiasi permukaan bangunan Alhambra ternyata menampilkan pola
geometri yang membutuhkan perhitungan matematis rinci. Panel-panel
keramik di sana memuat pola simetri crystallographic.
Gambar
seperti ini merupakan klasifikasi matematika dari pola dua dimensi
berulang yang dibuat secara simetris. Pola crystallographic sering
muncul dalam seni dekoratif dan arsitektur, terutama arsitektur bangunan
peninggalan kebudayaan Islam.
Dalam
dunia matematika dikenal 17 jenis pola crystallographic. Yang
menjadikan Alhambra istimewa jika dilihat dari sisi matematika adalah
banyaknya pola crystallographic yang bisa ditemukan di bangunan ini.
Jika di bangunan dengan gaya arsitektur Islam lainnya ada 3 sampai 5
jenis pola crystallographic saja, maka di Alhambra Anda bisa menemukan
belasan pola crystallographic yang berbeda.
Pada
tahun 1944 Edith Mller melakukan observasi di Alhambra dan menemukan 11
pola simetri crystallographic di bangunan itu. Sementara itu pada tahun
1986 Branko Grunbaum menemukan 13 pola simetri crystallographic. Lebih
jauh lagi Grunbaum menyatakan kalau 4 pola crystallographic yang
ditemukan di Alhambra unik karena pola tersebut tidak ditemui di
bangunan-bangunan peninggalan kebudayaan Islam lainnya.